Kau acuhkan ku, kau diamkan aku, kau tinggalkan aku, lumpuhkan lah
ingatanku hapuskan tentang dia, hapuskan memoriku tentangnya,
hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia, ku ingin ku lupakannya
Terdengar suara dari dalam kamar seorang gadis, gadis itu menyetel salah
satu lagu dari band geisha sambil duduk di tepi jendela di kamarnya
gadis itu menangis mengenang masa lalunya. Pikirannya menerawang
kebeberapa minggu yang lalu saat orang yang dia sayang menyakitinya.
Alex: “maaf aku sudah punya pacar lagi, aku sayang sama dia” .
Lisa: (seerr darah lisa seketika sudah berada di otak dan hatinya sesak menahan tangis) “jadi?”
Alex: “aku lebih memilih dia ketimbang kamu, perasaan aku sama kamu seperti sama teman-teman ku yang lain, hanya sekedar itu”.
Lisa: (dengan tenang dan menahan tangis) “ya sudahlah, aku juga nggak
bisa maksa kamu untuk bertahan disini sama aku, semoga kamu bahagia sama
pilihan kamu”
“lisa” panggil seseorang membuyarkan lamunan gadis manis itu
“uci? Kok kamu disini?” Tanya lisa pada sahabatnya
“jadi aku nggak boleh main ke tempat sahabat aku nih?” ucapnya
“maaf” ucapku lemah
“kamu masih mikirin dia?” Tanya uci yang sudah sangat dalam mengenal tentang ku bahkan masalah-masalahku
“aku nggak bakalan pernah bisa lupain dia ci” kata ku sambil menatap keluar jendela dan seketika air mata mengalir di pipi ku
“dia udah ngehianati kamu, sadar nggak sih? Kamu mesti move on lis,” ucapnya lagi
“nggak segampang yang kamu bilang ci” kataku sambil bangkit menghampiri meja rias sambil menatap cermin di depanku
“aku kangen kamu yang ceria seperti dulu lis” kata uci menghampiriku
“aku nggak bisa seperti dulu ci, hatiku sudah sangat hancur”
“kamu masih punya aku, Bahkan teman-teman dan keluarga kamu”
“ya aku tau”
“terus kamu mau apa? tetap diam disini dan menikmati semuanya? kamu kira kamu bias begini terus lis?”
“nggak”
“ya kalau nggak kamu move on dong”
“aku coba”
uci tersenyum mendengar ucapanku
Keesokan paginya
Suara merdu putaran jam berdetik keras di kamarku. Lembaran-lembaran
foto dan kertas berisikan nama nya itu pun masih berserak di tempat
tidurku. Tanpa aku sadari hujan beberapa minggu yang lalu masih
meninggalkan baunya disini. Air mata yang mengalir dan belum bisa
berhenti. Aku yang masih bergelut dengan bantal dan guling tak mampu
membangkitkan diri seolah-olah badanku telah remuk. Masih jelas teringat
kata-kata itu “aku mengenalnya baru seminggu yang lalu” kata-kata yang
selalu ada dalam benakku, bisa-bisanya alex meninggalkan ku demi cewek
yang baru ia kenal satu minggu. Kalimat singkat tapi sangat menyakitkan
yang mengantar ku dengan setia ke jurang kegalauaan.
“ah terlalu bodoh aku kalau meratapi hal seperti ini, tuhan itu baik
banget, dia tidak ingin ak terusan tersiksa maka dari itu dia secepatnya
memisahkan ku dengan pria berwajah malaikat berhati iblis itu” kataku
pada diri sendiri. Saat ini aku bertekad untuk enam huruf yang pasti
bisa aku lakukan “MOVE ON”, ya, aku harus move on.
Siang itu ku lirik jam yang jarumnya menunjukan pukul 02:15 siang,
aku masih terpaku di layar monitor laptop ku menjelajahi facebookku.
Tiba-tiba handphone ku berdering suara sms masuk.
Massege dari: 081365XXXXX
“kamu hebat lis, bisa tegar sementara alex sudah membuatmu sangat sakit,
kalau saja aku jadi alex nggak kan pernah aku tinggalkan perempuan
sebaik kamu lis”
Nggak tau harus jawab apa, ada rasa heran dan senang dalam hati
karena masih ada yang berpikiran untuk tidak meninggalkan aku, tapi aku
nggak tau siapa yang mengirim pesan singkat itu.
Singkat cerita ternyata dia dony cowok yang uci coba comblangin saka
aku. Uci sudah cerita semua sama dony tentang apa yang aku alami.
Berulang kali aku bilang nggak mau pacaran maka semakin kuat juga tekad
uci buat aku bisa move on dari cerita menyakitkan oleh orang yang
namanya nggak boleh disebut. Tapi semua semangat uci untuk membuatku
bangkit membuatku mengambil keputusan untuk maju dan menghapus bersih
semua ingatan tentang penghianatan itu.
Malam ini di sebuah cafe kecil langgananku aku duduk bersama dony,
cowok yang dikenalkan oleh uci. Sejak ceramah panjang lebar dari uci aku
akhirnya menerima masukannya untuk bertemu dony. Aku benar-benar nggak
sampai hati menolakan tawaran sahabat ku satu itu, dia memang
benar-benar serius mencarikan aku pacar baru supaya bisa segera move on
dari si berengs*k itu. Tapi pada akhirnya sama dengan cowok-cowok
sebelumnya yang uci kenalkan ke aku, semua hilang bak ditelan bumi
dengan satu-satunya alasan “aku cuek”.
Sebenarnya tanpa cowok yang dikenalkannya pun aku bisa move on,
ceramah sahabatku pada hari itu benar-benar membuat aku move on dengan
cepatnya walaupun tanpa pengganti si cowok berengs*k itu.
Sepotong kalimat itu “mungkin saat ini kamu mengira hal yang paling
menyedihkan dalam hidup kamu adalah perpisahan dikarnakan penghianatan
dari orang yang kamu jaga selama ini? Ingat lis daun yang jatuh tidak
pernah menyalahkan angin, rencana tuhan jauh lebih indah untuk mu teman,
come on kehidupan yang lebih baik menunggumu di depan sana”
Terima kasih sahabat terbaikku atas sepotong kalimat untuk membuatku move on
Cerpen Karangan: Siska Pratiwi
Facebook: Siskatiwi[-at-]facebook.com
IKLAN JOYKO
6 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar