Pages

Kamis, 05 Desember 2013

Ada Cinta Acha Septriasa feat Irwansyah

Ucapkanlah kasih satu kata yang kunantikan 
Sebab ku tak mampu membaca matamu 
Mendengar bisikmu

Nyanyikanlah kasih senandung kata hatimu
Sebab ku tak sanggup mengartikan getar ini 
Sebab ku meragu pada dirimu

Mengapa berat ungkapkan cinta 
Padahal ia ada 
Dalam rinai hujan, dalam terang bulan,Juga dalam sedu sedan
Mengapa sulit mengaku cinta 
Padahal ia terasa 
Dalam rindu dendam, hening malam 
Cinta terasa ada

Selasa, 05 November 2013

Terlalu Cinta oleh: Rossa

Jangan dekat atau
Jangan datang kepadaku lagi 
Aku semakin tersiksa
Karena tak memilikimu

Ku coba jalani hari 
Dengan pengganti dirimu
Tapi hatiku selalu 
Berpihak lagi padamu
Mengapa semua ini 
Terjadi kepadaku

Reff:
Tuhan maafkan diri ini 
Yang tak pernah bisa 
Menjauh dari angan tentangnya 
Namun apalah daya ini 
Bila ternyata sesungguhnya 
Aku terlalu cinta dia

Tapi hatiku selalu berpihak lagi padamu 
Mengapa semua iniTerjadi kepadaku

Reff:
Tuhan maafkan diri ini 
Yang tak pernah bisa 
Menjauh dari angan tentangnya 
Namun apalah daya ini 
Bila ternyata sesungguhnya 
Aku terlalu cinta dia





Mengapa semua iniTerjadi kepadaku

Reff:
Tuhan maafkan diri ini 
Yang tak pernah bisa 
Menjauh dari angan tentangnya 
Namun apalah daya ini 
Bila ternyata sesungguhnya 
Aku terlalu cinta dia


Aku terlalu cinta dia...

Jumat, 01 November 2013

Dia Lebih Segalanya

Saat meneropong wanita yang dicintainya
Matahari bersinar terang
Langit memancarkan senyum indahnya
Burung-burung bercanda riang
Bunga-bunga menari-nari
Bumi dan seisinya pun sangat memujinya

Dia indah
Dia menawan hati
Menawan hati yang selama ini ku kagumi

Tak sepertiku
Aku tiada apa-apanya
Tiada seujung kukunya

Mataharipun enggan menampakkan wajahnya
Bersembunyi di balik awan hitam
Tinggal menunggu waktu hingga turun hujan
Hingga semuanya menghapus kenangan
Kenangan yang terhapus begitu saja

Rabu, 30 Oktober 2013

MUNGKIN NANTI Karya Rizqi Puji

Semua rasa ini berawal saat aku pertama kali melihatnya di gerbang sekolah, seorang laki-laki dengan mata yang indah yang seakan dalam hidupnya tak ada beban, yang ada hanya kebahagiaan. Seorang laki-laki yang mampu membuat awan gelap dalam hidupku lenyap, dan merubahnya menjadi pelangi yang indah. Aku tak mengerti apa yang ku rasakan saat ini, mungkinkah aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Jika benar maka ini untuk pertama kalinya aku merasakan, jatuh cinta pada pandangan pertama. Sungguh tak dapat di percaya, aku benar-benar menyukainya secepat ini.

Setiap saat aku selalu terbayang olehnya, terlebih matanya. Mata itu benar-benar menghipnotisku dan membawaku masuk ke dalam dimensinya. Dimensi yang sebenarnya sudah lama aku nantikan, dimensi dimana tak ada beban sedikitpun, yang ada hanya bahagia, tawa, dan ceria. Dia memang tidak terlalu tampan, mungkin bisa di bilang standar untuk orang yang berpostur tinggi itu. Tapi aku tak peduli dengan penampilannya, karna yang ku tahu cinta tak memandang fisik seseorang.
“kak tama, aku benar-benar menyukaimu, tidak, bukan hanya suka, aku mencintaimu, sangat mencintaimu”, ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang asyik mengobrol dengan temannya di kantin sekolah.
 
Mungkin Nanti
 
Indra Pratama, atau yang biasa ku panggil kak tama. Dia adalah laki-laki pemilik mata pelangi itu dan orang yang ku suka. Kenapa aku panggil dia kakak, sudah pasti karna dia kakak kelasku. Kedudukannya paling tinggi di SMK yaitu kelas XII. Sedangkan aku hanya murid baru di sana, karna aku baru kelas X.
“ri, jangan Cuma di liatin dari jauh dong, deketin dia”, ujar sita. Dia adalah sahabat terbaikku, semua masalahku selalu ku ceritakan padanya, termasuk soal kak tama.
“ga ah, takut sama cewenya”, jawabku dengan wajah yang sedikit mendung.

Ternyata kak tama udah punya cewe, anak kelas XI. Dan parahnya cewenya itu orang yang pertama kali aku benci di SMK. Bukan karna dia pacar orang ku suka, tapi karna emang dia itu nyebelin, sok ngatur, sok jutek, sok tau segalanya, pokoknya aku benci banget deh sama tu orang. Aku jadi bingung, bukan Cuma aku yang bingung semua temanku juga bingung, kok mau-maunya kak tama pacaran sama kak tika. Tapi ya begitulah cinta, aneh jika terus di pikirkan. Saat pertama kali aku tahu bahwa kak tika adalah cewenya kak tama, hatiku tuh rasanya kaya kesamber petir, trus abis itu kaya di cincang-cincang pake pisau daging. Saaakkkiiiiiiiiiiiiiitttt pake banget! Pupus sudah harapanku padanya. Malang bener nasipku.
“nih nomer hp kak tama”, tiba-tiba dita datang sambil memberikan secuil kertas yang berisikan nomor yang tak lain adalah no.hp kak tama.
“serius dit? Dapet dari mana kamu?”, tanyaku padanya. Jangan heran ya, kalau dita juga tau kalau orang yang sama sekali ga deket denganku tahu kalau aku suka sama kak tama, karna bukan hanya sahabat terbaikku yang tahu, tapi seluruh teman sekelasku.
“udah lah,riri.. ambil aja, sukses ya!”, jawab dita sambil tersenyum dan menyerahkan keras itu padaku, setelah itu dia pergi meninggalkanku dan sita.

Setelah ku dapat no.hp kak tama, kami pun sering smsan, ya walaupun tanggapannya cuek banget. Tapi ga masalah buat aku, yang penting aku bisa deket sama dia. Selain lewat sms, aku juga sering chattingan sama kak tama. Dan lama-lama aku bener-bener ngerasa deket sama dia. Sampai akhirnya ga Cuma dia yang aku deketin, teman dekatnya juga. Namanya kak hendra, dia anaknya lumayan asyik, ga cuek kaya kak tama. Walaupun cuek, tapi aku tetep suka kok sama kak tama, bahkan jadi lebih suka. Kak tama ga selalu cuek padaku, kadang dia juga asyik dan membuat jantungku berdetak sangat cepat dari biasanya (padahal sikapnya sebenarnya wajar-wajar aja kalau di pikir-pikir, ga ada yang lebih). Setiap kali aku buka facebook, aku selalu mencari dia di obrolanku, atau ga aku buka profil dia. Setiap hari juga aku selalu menemaninya online, ya walaupun ga secara langsung, tapi bisa di artikan aku menemaninya. Itu semua ku lakukan sampai dia lulus dari SMK, dan saat ini aku duduk di kelas XI. Saat dia ada di obrolanku, dan tanda hijau di samping nama facebooknya, aku selalu menunggunya sampai dia offline. Bahkan pernah waktu itu sampai jam 3 pagi, tapi aku tak pernah menyesalinya, karna justru malam itu jadi malam yang indah. Dia ngechat aku duluan, wah.. senangnya aku, karna biasanya selalu aku dulu. Bahkan saat itu juga aku ingin teriak kegirangan.

“kok belum tidur?”, aku ga nyangka kata itu keluar darinya. Sebenarnya aku ingin sekali membalas seperti ini, “aku nunggu kamu tidur”, tapi aku ga berani, bisa-bisa aku di gantung sama cewenya. Jadi aku bilang ke dia, kalau aku lagi download game. Karna aku tahu dia suka banget ngegame, jadi ya lumayan lah siapa tahu jadi lebih akrab. Kami terus chattingan sampai dia mulai lelah dan mengantuk, dan dia pun akhirnya offline. Tapi sebelum offline, dia bilang makasih ke aku, karna aku udah nemenin dia. Aku bener-bener kaya kembang api yang siap meluncur ke atas dan derrr.., pecah dengan indahnya. Ya tuhan, aku bener-bener seneng banget, aku bersyukur banget pada-Mu.

Hari demi hari berlalu, dan setelah dia lulus dari SMK dan aku tak pernah lagi bertemu dengannya, hariku jadi sedikit gelap. Tapi aku tetap semangat karna aku masih bisa berkomunikasi denganya. Hingga tiba lah saat itu. Saat dimana aku mulai lelah dengan rasa yang selalu ku pendam. Rasa yang benar-benar ingin ku katakan padanya. Dan aku yakin inilah saatnya aku harus jujur padanya.

Kamis, 29 November 2012, tepatnya pukul 20:09:06, ku nyatakan perasaanku padanya melalui sms.
“kak, jujur ya, sebenarnya aku suka sama kakak, aku ngomong bukannya apa-apa, aku Cuma pengen jujur aja, di pendem terus juga ga enak, mungkin kalau ngomong lebih baik ”
Itu yang ku katakan padanya, setalah mengumpulkan beranianku selama 3 jam sebelumnya. Tak lama kemudian aku mendapat jawaban darinya. Sebenarnya aku sedikit kecewa dengan jawabanya itu, karna dia malah meledekku. Tapi aku tak mempermasalahkannya, karna aku yakin itu semua dia lakukan karna dia menghargai perasaanku, dengan tidak mengatakan kata-kata tolakan yang menyakitkan.

Sehari setelah kejadian itu, aku merasa dia sedikit merasakan kehadiranku, karna sebelumnya aku merasa dia hanya menganggapku angin berlalu. Aku sedikit lebih akrab lagi dengannya. Kata temanku si, itu dia lakukan karna dia kasian padaku. Tapi aku yakin dia adalah orang baik, tak mungkin dia mengasihaniku seperti itu. Aku tetap berfikir positif dan terus melakukan hal-hal yang selalu ku lakukan. Dan aku berniat akan selalu membuat kenangan di tanggal 29 setiap bulannya, kalau di februari aku pilih tanggal 27, sesuai tanggal kelahirannya. Kenangan apa itu, cukup aku dan tuhan yang tahu.

Hari terus berganti, tak secuilpun rasa yang berubah dariku, hingga akhirnya aku mulai lelah dengan rasa ini. Aku lelah terus-terusan begini, begitu banyak warna yang telah dia berikan dalam hidupku, tapi tetap saja aku hanya merasakan cinta sepihak. Dan kali ini aku benar-benar ingin merelakannya bersama kak tika, karna cinta mereka begitu kuat, dan tak mungkin aku menghancurkannya. Maka mulai sekarang aku bertekad untuk sedikit melupakannya, walau berat tapi akan ku coba. Sebenarnya aku tak menginginkan ini semua, tapi aku harus melakukannya, karna jika aku terus bertahan pada cinta ini, cinta yang sudah 2 tahun ku pendam, yang ada aku akan mati karnanya. Untuk mengawali niatku ini yang sama sekali berlawanan dengan hatiku, aku putuskan untuk beberapa hari menyendiri tanpa berkomunikasi dengan siapa pun.

Mungkin ini berlebihan, tapi hanya ini yang bisa ku perbuat, jika aku semakin dekat dengannya, yang ada aku akan sangat sulit melupakan, karna dia banyak merubah hidupku. Kemungkinan hanya 25%, kekonyolanku ini akan berhasil, dan aku bisa melupakannya. Tapi entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Dan aku hanya bisa berdo’a semoga semua ini jalan yang terbaik untukku tempuh. Dan jika mungkin nanti Tuhan merencanakan aku bertemu lagi dengannya, entah dengan rasa yang sama atau berbeda, dan dengan waktu yang lama atau dekat, percayalah kak tama, aku tak akan melupakan kisah ini, kisah dimana aku sangat mencintaimu.
 
 
PROFIL PENULIS
Namaku Rizqi Puji
Ini adalah cerpen pertamaku, jadi maaf banyak kekurangannya :)
Ini alamat fb'ku https://www.facebook.com/rizqi.puj.

Selasa, 29 Oktober 2013

BIARKAN AKU YANG PERGI Karya Dinda Pelangi

Malam yang sejuk mengiringi kesepianku. Angin malam turut membelai lembut rambutku. Menemaniku yang tengah sendiri menatap indahnya bumi. Sebagai teman paling setia dikesendirianku dalam ketidakadilan ini.
“Oh Tuhan, kapan semuanya akan berubah?” tanyaku dalam pengharapan.

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk dengan cukup pelan.
“pasti bi Imah.” Tebakku
“iya, sebentar!” sahutku sembari berjalan dari serambi kamar.
“Maaf non, waktunya makan malam. Yang lain sudah ngumpul dibawah.” Ucap Bi Imah saat pintu kamarku terbuka.
“ok bi Dera juga udah lapeer banget.” Candaku padanya.
Bi Imah adalah seseorang yang merawatku sejak lahir. Bagiku, ia sudah seperti Ibu kandungku. Dirumahku, hanya Bi Imah yang peduli dengan keadaanku. Disaat aku sakit, hanya ia yang selalu repot menyiapkan obat, hanya ia yang selalu tahu betapa sedihnya aku disaat nilai raportku jauh dari nilai kak Dara. Hanya ia yang tahu betapa aku ingin seperti kak Dara, saudara kembarku.
****

Biarkan Aku yang Pergi
“wah ada ayam bakar nih. Heem maknyus” ucapku seraya menduduki kursi favoritku.
“dasar gak sopan…” sindir Ayah padaku.
“makanya, jangan nyerocos aja dong jadi cewek.” Timpal kakakku, Virgo.
“iya Dera, kamu duduk dulu baru ngomong, kan ada Papa sama Mama disini. Jadi sopan dikit Ra.” Tambah Kak Dara.
“iya Dera, betul tuh kata Dara. Contoh dia.” Tambah Ibu lagi.
“ok, aku pergi. Silahkan makan!!” ucapku dengan sinis.
Akupun bergegas naik menuju kamarku tanpa sedikitpun menyentuh makanan disana. Padahal sebenarnya maagku kambuh dan rasanya sangat perih. Tapi lebih perih lagi disaat aku tak pernah mendapatkan kasih sayang dari semua orang yang aku sayangi.
****

Matahari menjelma masuk kedalam kamarku yang pemiliknya masih tertidur lelap. Hingga aku terbangun karena silaunya sinar yang menerpa mataku.
“humh, udah pagi to” ucapku pada diri sendiri,

Aku bergegas mandi dan memakai pakaian sekolahku. Dengan aksesoris biru yang lengkap. Pagi ini, aku tak ingin sarapan. Aku hanya mengunjungi Bi Imah yang ternyata sedang menyiapkan bekal untukku.
“makasih ya Bi, Dera sayang Bibi.” Ucapku dengan tulus padanya
“iya non, Bibi juga sayangg banget sama non Dera, semangat ya Non sekolahnya.” Sahut bi Imah menyemangati.
Setibanya disekolah, aku segera menuju ruangan tempatku ulangan. Jadwal hari ini adalah matematika dan bahasa inggris. Pelajaran menghitung yang sangat menyebalkan untukku. Karena aku tak seperti kak Dara yang jago menghitung. Dugaanku tepat, soal kali ini susahnya minta ampun. Hingga kertas ulanganku hampir tak terisi. Namun kalau bahasa inggris, inilah kehebatanku. Semua soal dapat kukerjakan dengan mudah. Karena sejak kecil aku sudah sangat hebat berbahasa inggris. Seperti Om Frans dan Tante Siska yang semasa di Jakarta sangat menyayangiku jauh lebih besar dari orang tua kandungku. Namun kini mereka telah pindah ke Amerika dengan anaknya, Dimas.
****

Waktu seakan berjalan dengan sungguh cepat, kini saatnya pembagian hasil belajar siswa. Kebetulan, aku dan kak Dera berbeda kelas dan sekolah. Kalau aku masih berada dikelas satu SMA, sedangkan ia sudah berada dikelas dua. Semua terjadi karena aku pernah tak naik kelas sewaktu disekolah dasar. Kalau kak Dara sengaja Papa sekolahkah di sekolah terfavorit di Jakarta, sedangkan aku bersekolah di SMA yang didalamnya hanyalah siswa buangan dari sekolah lain yang tidak menerima kami. Karena nilaiku tak sehebat nilai kak Dara dan Kak Virgo. Mereka memiliki IQ yang jauh lebih tinggi daripada aku.
“Pa, ambilin raport Dera ya.” Pintaku
“Papa sudah janji sama Dara kalau Papa yang akan mengambilkan raportnya. Kalian kan beda sekolah.” Jawab Ayahku.
“Ma, ambilin raport Dera ya!” pintaku lagi pada Mama.
“Mama udah janji sama Virgo ngambilib raportnya, dia kan sudah kelas tiga jadi harus diwakilin.” Jawab Mama.
“oh gitu ya.” Balasku dengan kecewa.

Aku hanya bisa menangis sendirian didalam kamar. Tidak ada satu orangpun yang mau mengambilkan raportku. Jalan terakhir adalah Bi Imah. Dan tentu saja ia sangat mau mengambilkan raportku.
“Gimana bi hasilnya?” tanyaku dengan penasaran
“Non Dera juara 1 non.” Ucap bi Imah dengan semangat.
“hah? Beneran bi?” sahutku tak kalah semangat.
Ternyata usahaku tak sia-sia, akhirnya aku bisa menyamai prestasi kak Dara.
****

Setibanya dirumah, semua orang yang sedang tertawa ria melihat hasil belajar kak Dara dan kak Virgo menjadi terdiam disaat kedatanganku dan Bi Imah.
“gimana hasilnya Ra?, pasti jelek.” Ucap kak Virgo menyindirku.
“gak ko, aku juara 1.” Ucapku dengan semangat.
“ah, juara 1 disekolahmu pasti juara terakhir dikelas Dara.” Ledek Ayah padaku.

Aku kecewa, benar-benar kecewa karena semua prestasi yang kuraih tak penah dihargai sama sekali. Dengan kecewa aku berlari menuju kamarku, kuratapi semua ketidakadilan ini. Aku tidak keluar kamar selama dua haripun tak ada yang peduli. Semua orang dirumah hanya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, tak terkecuali Bi Imah yang hampir setiap jam membujukku untuk keluar. Maagku kambuh, rasanya teramat perih dari yang biasanya.
“oh Tuhan, kuatkan aku!” pintaku

Dihari ketiga aksi diamku dikamar, tiba-tiba rumahku terdengar sebuah suara yang sangat kukenal. Ternyata hari ini, keluarga Om Frans sudah tiba di Jakarta untuk berlibur bersama keluarga kami.
“Dimas? Aku merindukanmu.” Ucapku dengan tertunduk lesu dikamar.
Aku keluar kamar untuk menemuinya, namun ternyata ia sudah berubah dan tak peduli lagi padaku. Semuanya benar-benar berubah, dan kini janjinya ia ingkari untuk menemuiku. Penantianku sia-sia, semua orang telah membenciku dan menjauhiku. Aku sendirian dirumah, bi Imah pulang kekampung karena anaknya sakit. Sedangkan yang lain sedang makan malam dihotel. Dan aku? Tertinggal disini.
****

Aku hanya makan dan terus memasukkan roti berselai srikaya kemulutku. Sedangkan yang lain asyik berbincang-bincang dengan topic kak Dara dan Dimas. Yang aku tahu, mereka terus membanggakan dua orang yang berprestasi tersebut. Hingga Om Frans dan Tante Siska juga turut berubah padaku. Semua orang mengucilkanku disini. Sesudah sarapan pagiku habis, aku segera pamit menuju taman belakang yang ternyata disana ada kak Dara dan seseorang yang sangat aku sayangi, kak Dimas. Disana, aku sedang melihatnya memberikan setangkai mawar pada kak Dara. Ternyata mereka sudah jadian dan aku tahu, bahwa kak Dimas telah melupakanku.
****

Akhirnya, hari yang telah lama kunantikan tiba juga. Hari ini, pertandingan karateku akan berlangsung. Namun sayang, semua orang yang kusayang tak ada yang mau hadir disini. Semuanya memilih hadir dilomba kak Dara, olimoiade sains. Walau sedikit kecewa, akan kubuktikan bahwa aku adalah Dera yang hebat. Keinginanku terwujud, aku menang dan meraih juara satu dipertandingan karate nasional yang diadakan di Jakarta.
“kita panggil, juara nasional karate tahun ini. Alderaya Zivanna dari Jakarta.” Panggil pembawa acara.
Dengan diiringi tepuk tangan meriah, ku naiki podium kebesaranku, dan kurasakan aku sangat dihargai disini.
****

Setibanya dirumah, kuletakkan foto keberhasilanku diruang tamu, namun disaat kedatangan kak Dara dan yang lainnya, kulihat kemurungan disana. Dan setelah melihat foto keberhasilanku, kak Dara malah menangis dan berlari menuju kamarnya.
“kamu sengaja meledek Dara?” Tanya Papa dengan sinis.
“gak pa! maksud Papa apa sih?” tanyaku tak mengerti.
“Dara kalah sedangkan kamu menyombongkan diri dengan memajang fotomu diruang ini. kamu tahu kan bahwa diruang ini hanya foto-foto keberhasilan Dara yang boleh menempatinya.” Jawab Papa yang membuatku sangat kecewa.
“Lepas Fotomu!” ucap Mama dengan agak ketus padaku.

Kulepas foto yang sangat aku harapkan menjadi penghubung agar keluargaku menyanjungku. Sebuah harapan yang sejak dulu selalu ku inginkan. Karena aku selalu iri disetiap kak Dara dipuji dan disanjung oleh papa dan mama, serta semua tamu yang pernah berkunjung kerumahku. Sekarang pertanyaan terbesarku adalah,
“apakah aku anak kandungmu Ma? Pa?”
Pertanyaan yang tak pernah terjawab oleh lisan, namun terjawab oleh perbuatan mereka padaku. Seorang anak yang selalu tersingkirkan oleh ketidakadilan.
****

Hari demi hari terus berganti, dan semenjak itu pula kak Dara menjadi seseorang yang terpuruk. Aku bisa merasakan perasaannya yang tertekan karena ia kalah diolimpiade. Yang kutahu, saudara kembarku ini terlihat lemah dari yang biasanya.
“Udahlah kak, gak ada gunanya ditangisin terus.” Ucapku menyemangati.
“udahlah Ra, kamu senang kan ngeliat aku kaya gini? Kamu senang kan ngeliat aku kalah?” jawabnya dengan menangis.
“gak ka, gak. Aku gak pernah ada niatan kaya gitu.” Sahutku.
“udahlah, pergi kamu dari kamarku, pergi…” ucapnya terpotong karena akhirnya ia terjatuh tepat didepanku.
“Pa, Ma, tolong kak Dara. Kak Dara pingsan Pa!” beritahuku
“apa? Kamu apain sih dia?” Tanya Papa sinis padaku.
“aku, aku gak ada ngapa-ngapain dia pa.” sahutku dengan menyembunyikan kesakitanku.
“pasti penyakitnya kambuh lagi pa, ayo cepat kita bawa kerumah sakit.” Ucapku pada Papa.
****

Hari ini tepat seminggu sebelum ulang tahunku dengan kak Dara. Aku takut kehilangannya, saudara kembarku yang sangat aku sayangi. Dokter bilang bahwa ginjalnya sudah benar-benar rusak. Yang aku tahu, kini ginjalnya hanya satu setelah setahun yang lalu satu ginjalnya sudah diangkat. Sedangkan aku masih mempunyai dua ginjal.
“hanya saudara kembarnya yang ginjalnya cocok dengan Dara. Jadi usahakan dengan secepat mungkin diadakan pencangkokan ginjal Pak” beritahu dokter pada Papa.

Setelah itu, aku menjadi sasaran semua orang yang menyayangi kak Dara. Semuanya memintaku untuk mendonorkan satu ginjalku padanya. Niatku memang sudah bulat bahwa aku akan mendonorkan kedua ginjalku pada kak Dara, tapi aku tak ingin ada yang tahu semuanya. Karena aku tidak mau mereka akan menyayangiku karena bersimpati denganku yang telah memberikan satu ginjal pada saudaraku. Aku hanya ingin kasih sayang tulus dari mereka, entahlah bagaimana caranya agar aku mendapatkannya.
“ah sudahlah Dera, kamu memang saudara yang kejam. Hanya menyumbangkan satu ginjal saja tidak mau. Untunglah ada seseorang yang baik hati yang mau menyumbangkannya pada Dara.” Ucap Papa
“aku kecewa sama kamu Dera, tega ya kamu sama kakak kamu sendiri.” Ucap Dimas dengan kecewa padaku.
“siapa yang mendonorkan ginjalnya Pa?” Tanya kak Virgo.
“entahlah, pendonor itu tidak mau diberitahu namanya. Bahkan ia memberikan dua ginjalnya dengan gratis pada Dara. Dia benar-benar berhati malaikat.” Jawab papa.
“andaikan kalian tahu kalau itu aku? Apakah aku akan diberi penghargaan dari Papa?” gumamku dalam hati.
****

Beberapa jam sebelum operasi pencangkokan dilakukan, aku menulis sebuah surat untuk semua orang yang aku sayangi. Entahlah, aku merasa akan meninggalkan mereka semua. Rasanya, aku sudah sangat lelah dengan hidupku sendiri. Sesudah selesai ku tulis, surat itu kutitipkan pada Bi Imah. Akupun berangkat menuju rumah sakit untuk segera menjalani operasi.

@ ruang operasi
Ruang ini tersasa begitu menakutkan. Semua benda yang kulihat hanyalah jarum suntik dan gunting. Alat-alat yang terlihat menakutkan bagiku. Aku dibawa lebih dulu keruang ini, agar tidak ada yang tahu siapa aku sebenarnya. Posisiku dan kak Dara dipisahkan oleh dinding pembatas. Hingga akhirnya aku dibius, dan kurasakan semuanya gelap.
****

Seminggu kemudian. . . .
“akhirnya kamu sembuh juga sayang. Mama khawatir banget sama kamu sejak kamu dioperasi. Untung ada pendonor itu.” Ucap Mamanya dengan penuh kasih sayang.
“Dan Happy Brithday Dara…” ucap semua orang serentak
“Makasih ya semuanya. Aku senanggg banget. Oya, Dera mana ya Ma? Gak tau kenapa Dara kepikiran dia terus. Hari ini kan ulang tahun kami” Sahut Dara.
“iya ya? Mana dia Bi?” Tanya Ibunya pada Bi Imah
“Sebentar nyonya.” Jawab Bi Imah dengan berlari menuju kamar Dara.

Dan beberapa menit kemudian sudah tiba dengan membawa sepucuk surat.
“ini surat dari Non Dera sebelum pergi.” Beritahu Bi Imah.
Walau agak heran, Ibunya pun membacanya dengan agak keras.
Untuk semua orang yang sangaaat Dera sayang
Mungkin saat kalian baca surat ini Dera gak ada lagi disini. Dera udah pergi ketempat yang saangaat jaauh. Oya, gimana kabar kak Dara? Gak sakit lagi kan? Semoga ginjalku dapat membantumu untuk meraih semua mimpi-mimpimu yang belum terwujud.

Teruntuk PAPA yang SANGAT KURINDUKAN
Gimana Pa? rumah kita udah tenang belum? Gak ada yang gak sopan lagi kan? Oh pasti gak ada dong ya? Ya iyalah, Dera si pembuat onar kan udah gak ada.

Teruntuk MAMA yang SANGAT-SANGAT KU RINDUKAN
Ma, Dera pasti akan sangat rindu dengan teddy bear pemberian Mama lima tahun yang lalu. Ma, Dera kangeeen banget pelukan Mama. Dera selalu iri saat Mama hanya mencium kak Dara disaat ia tidur. Dera iri melihat Mama yang selalu menyemangati kak Dara disaat ia sedang sedih. Dera iri dengan semua perhatian yang Mama berikan pada kak Virgo dan kak Dara. Dera sangaat iri.

Teruntuk KAK VIRGO dan saudara kembarku, DARA
Gimana kak, gak ada lagi kan yang ganggu kalian belajar? Gak ada lagi kan yang nyetel music keras-keras dikamar? Pasti rumah kita tenang ya, pastinya gak akan ada lagi yang akan membuat kalian malu karena punya saudara yang bodoh bukan? Oh, pastinya. Oya, SELAMAT ULANG TAHUN YA KAK, SELAMAT MENJALANI UMURMU YANG KE-17 TAHUN. Yang mungkin takkan pernah aku rasakan.

Kalian semua harus tau, betapa AKU SANGAT MENYAYANGI KALIAN. Mungkin dengan kepergianku, smeuanya akan tenang dan rumah kita menjadi tentram. Dera harap, gak aka ada lagi yang terkucilkan seperti Dera. Yang selalu menangis setiap malam. Yang selalu merindukan hangatnya kekeluargaan. Mungkin dengan kepergian ini, aku akan tahu bagaimana kalian akan mengenangku, seperti akuyang selalu mengenang kalian setiap malam dengan tangisan. . . Semoga KALIAN SEMUA BAHAGIA TANPA DERA, AAMIIN.
Salam rindu penuh tangis bahagia

Alderaya Zivanna
Semua yang mendengar menangis. Mereka bertanya-tanya pada Bi Imah dimana Dera. Namun tiba-tiba telepon rumah berbunyi..
“iya, saya Hermawan, ada apa ya?” Tanya Papanya dengan penasaran.

Dan sesaat kemudian Papanya menangis dan segera mengajak anggota keluarganya ke Rumah sakit. Dan mereka terlambat, Dera telah pergi untuk selama-lamanya. Dan menginggalkan berjuta penyesalan disetiap tangis yang jatuh. Kini, ia telah tenang dan jauh dari ketidakadilan selama hidupnya. Walau air mata tengah menangisinya yang telah pergi untuk selama-lamanya. . .
The End

Berikan Kesempatan

Langit kelam
Emosi pun menyambar-nyambar
Hatiku berasa tak karuan
Hatiku pecah menjadi seribu serpihan
mulutku membisu seketika
Luapan emosi terpendam di lubuk hati paling dalam

Ku tak berhak atas dirimu
Namun perasaanku berkobar besar padamu
Aku mencintaimu, kau mencintainya
Tengoklah aku walaupun hanya sekedip matamu

Berilah aku kesempatan untuk merasakan cintamu
Merasakan indahnya dicintai
Merasakan bahagia dengan orang yang luar biasa sepertimu
Karena aku hanya menginginkanmu
Untuk selalu di sini bersamaku 


Oleh : Inggarani Rosalia
twitter : @InggaRosalia
facebook : Inggarani Rosalia

Rabu, 23 Oktober 2013

Move On

Kau acuhkan ku, kau diamkan aku, kau tinggalkan aku, lumpuhkan lah ingatanku hapuskan tentang dia, hapuskan memoriku tentangnya, hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia, ku ingin ku lupakannya
Terdengar suara dari dalam kamar seorang gadis, gadis itu menyetel salah satu lagu dari band geisha sambil duduk di tepi jendela di kamarnya gadis itu menangis mengenang masa lalunya. Pikirannya menerawang kebeberapa minggu yang lalu saat orang yang dia sayang menyakitinya.
Alex: “maaf aku sudah punya pacar lagi, aku sayang sama dia” .
Lisa: (seerr darah lisa seketika sudah berada di otak dan hatinya sesak menahan tangis) “jadi?”
Alex: “aku lebih memilih dia ketimbang kamu, perasaan aku sama kamu seperti sama teman-teman ku yang lain, hanya sekedar itu”.
Lisa: (dengan tenang dan menahan tangis) “ya sudahlah, aku juga nggak bisa maksa kamu untuk bertahan disini sama aku, semoga kamu bahagia sama pilihan kamu”
“lisa” panggil seseorang membuyarkan lamunan gadis manis itu
“uci? Kok kamu disini?” Tanya lisa pada sahabatnya
“jadi aku nggak boleh main ke tempat sahabat aku nih?” ucapnya
“maaf” ucapku lemah
“kamu masih mikirin dia?” Tanya uci yang sudah sangat dalam mengenal tentang ku bahkan masalah-masalahku
“aku nggak bakalan pernah bisa lupain dia ci” kata ku sambil menatap keluar jendela dan seketika air mata mengalir di pipi ku
“dia udah ngehianati kamu, sadar nggak sih? Kamu mesti move on lis,” ucapnya lagi
“nggak segampang yang kamu bilang ci” kataku sambil bangkit menghampiri meja rias sambil menatap cermin di depanku
“aku kangen kamu yang ceria seperti dulu lis” kata uci menghampiriku
“aku nggak bisa seperti dulu ci, hatiku sudah sangat hancur”
“kamu masih punya aku, Bahkan teman-teman dan keluarga kamu”
“ya aku tau”
“terus kamu mau apa? tetap diam disini dan menikmati semuanya? kamu kira kamu bias begini terus lis?”
“nggak”
“ya kalau nggak kamu move on dong”
“aku coba”
uci tersenyum mendengar ucapanku
Keesokan paginya
Suara merdu putaran jam berdetik keras di kamarku. Lembaran-lembaran foto dan kertas berisikan nama nya itu pun masih berserak di tempat tidurku. Tanpa aku sadari hujan beberapa minggu yang lalu masih meninggalkan baunya disini. Air mata yang mengalir dan belum bisa berhenti. Aku yang masih bergelut dengan bantal dan guling tak mampu membangkitkan diri seolah-olah badanku telah remuk. Masih jelas teringat kata-kata itu “aku mengenalnya baru seminggu yang lalu” kata-kata yang selalu ada dalam benakku, bisa-bisanya alex meninggalkan ku demi cewek yang baru ia kenal satu minggu. Kalimat singkat tapi sangat menyakitkan yang mengantar ku dengan setia ke jurang kegalauaan.
“ah terlalu bodoh aku kalau meratapi hal seperti ini, tuhan itu baik banget, dia tidak ingin ak terusan tersiksa maka dari itu dia secepatnya memisahkan ku dengan pria berwajah malaikat berhati iblis itu” kataku pada diri sendiri. Saat ini aku bertekad untuk enam huruf yang pasti bisa aku lakukan “MOVE ON”, ya, aku harus move on.
Siang itu ku lirik jam yang jarumnya menunjukan pukul 02:15 siang, aku masih terpaku di layar monitor laptop ku menjelajahi facebookku. Tiba-tiba handphone ku berdering suara sms masuk.
Massege dari: 081365XXXXX
“kamu hebat lis, bisa tegar sementara alex sudah membuatmu sangat sakit, kalau saja aku jadi alex nggak kan pernah aku tinggalkan perempuan sebaik kamu lis”
Nggak tau harus jawab apa, ada rasa heran dan senang dalam hati karena masih ada yang berpikiran untuk tidak meninggalkan aku, tapi aku nggak tau siapa yang mengirim pesan singkat itu.
Singkat cerita ternyata dia dony cowok yang uci coba comblangin saka aku. Uci sudah cerita semua sama dony tentang apa yang aku alami. Berulang kali aku bilang nggak mau pacaran maka semakin kuat juga tekad uci buat aku bisa move on dari cerita menyakitkan oleh orang yang namanya nggak boleh disebut. Tapi semua semangat uci untuk membuatku bangkit membuatku mengambil keputusan untuk maju dan menghapus bersih semua ingatan tentang penghianatan itu.
Malam ini di sebuah cafe kecil langgananku aku duduk bersama dony, cowok yang dikenalkan oleh uci. Sejak ceramah panjang lebar dari uci aku akhirnya menerima masukannya untuk bertemu dony. Aku benar-benar nggak sampai hati menolakan tawaran sahabat ku satu itu, dia memang benar-benar serius mencarikan aku pacar baru supaya bisa segera move on dari si berengs*k itu. Tapi pada akhirnya sama dengan cowok-cowok sebelumnya yang uci kenalkan ke aku, semua hilang bak ditelan bumi dengan satu-satunya alasan “aku cuek”.
Sebenarnya tanpa cowok yang dikenalkannya pun aku bisa move on, ceramah sahabatku pada hari itu benar-benar membuat aku move on dengan cepatnya walaupun tanpa pengganti si cowok berengs*k itu.
Sepotong kalimat itu “mungkin saat ini kamu mengira hal yang paling menyedihkan dalam hidup kamu adalah perpisahan dikarnakan penghianatan dari orang yang kamu jaga selama ini? Ingat lis daun yang jatuh tidak pernah menyalahkan angin, rencana tuhan jauh lebih indah untuk mu teman, come on kehidupan yang lebih baik menunggumu di depan sana”

Terima kasih sahabat terbaikku atas sepotong kalimat untuk membuatku move on

Cerpen Karangan: Siska Pratiwi
Facebook: Siskatiwi[-at-]facebook.com

Selasa, 22 Oktober 2013

Afgan - Katakan Tidak (Lirik)

Kekasihku jangan macam-macam padaku
 Cukup satu macam saja kepadaku
Jangan terus kau bagi-bagi cintamu 
Cukup sayangi aku

Kekasihku jangan terus mengujiku
Aku mau kamu mendengarkan aku
Jangan terus kamu menggenit temanku
Di depan mataku

Katakan tidak pada selingkuh
Katakan tidak pada mendua 
Katakan tidak pada semua
Yang sudah miliki kekasih

Katakan tidak pada berdusta
Katakan tidak tebar pesona
Katakan tidak pada lainnya 
Cukup aku satu

Kekasihku jangan terus mengujiku 
Aku mau kamu mendengarkan aku
Jangan terus kamu menggenit temanku 
Di depan mataku

Katakan tidak pada selingkuh
Katakan tidak pada mendua
Katakan tidak pada semua 
Yang sudah miliki kekasih

Katakan tidak pada berdusta 
Katakan tidak tebar pesona 
Katakan tidak pada lainnya 
Cukup aku satu

Katakan tidak pada selingkuh (selingkuh)
Katakan tidak pada mendua (mendua)
Katakan tidak pada semua
Yang sudah miliki kekasih

Katakan tidak pada selingkuh 
Katakan tidak pada mendua (mendua)
Katakan tidak pada semua 
Yang sudah miliki kekasih

Katakan tidak pada berdusta (berdusta)
Katakan tidak tebar pesona 
Katakan tidak pada lainnya 
Cukup aku satu, cukup aku satu, cukup aku satu
 

(c)2009 Inggarani Rosalia. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger